Khutbah Jum’at di Masjid Agung Purbalingga, 27 Ramadhan 1435 / 25 Juli 2014
KHUTBAH PERTAMA:
إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.
“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ”.
“يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً”.
“يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً”.
أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ.
Kaum muslimin yang kami hormati…
Bersyukurlah pada Allah jalla wa ‘ala, karena hari ini kita dapat melangkahkan kaki ke rumah Allah ini dengan penuh ketenangan dan keamanan.
Bersyukurlah pada Allah subhanahu wa ta’ala, karena saat kita duduk bersimpuh di sini, tidak ada gempuran misil dan roket yang dikhawatirkan meluluhlantakkan rumah Allah ini.
Bersyukurlah pada Allah ‘azza wa jalla, karena saat ini kita khusyuk dalam penghambaan kepada Allah; menunaikan shalat, membaca al-Qur’an dan menjalankan iktikaf, tanpa berharap-harap cemas menanti berita tentang anak-istri kita di rumah, tewaskah mereka akibat tertimbun rumah kita yang hancur berkeping-keping oleh serangan rudal tak terduga.
Bersyukurlah pada Allah tabaraka wa ta’ala, karena saat nanti kita meninggalkan masjid ini, masih ada tempat bernaung yang aman. Masih ada canda tawa buah hati kita. Dan masih ada sambutan hangat istri kita tercinta.
Subhanallah… Betapa banyak nikmat Allah yang harus kita pertanggungjawabkan kelak di hari kiamat.
“ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ”
Artinya: “Sungguh pada hari kiamat, kalian akan ditanyai tentang semua nikmat yang telah kalian terima di dunia”. QS. At-Takâtsur (102): 8.
Jamaah sekalian kami muliakan…
Sekarang ini, Jamaah sekalian bayangkan, bila kota kita ini berubah menjadi sebuah kota yang diisolir dari seluruh penjurunya; menjadi sebuah penjara raksasa. Lalu tiba-tiba terdengar suara pesawat-pesawat jet tempur berputar-putar di atas atap rumah tempat istri kita menyiapkan buka puasa, atap masjid kita menunaikan shalat ini, atap kantor tempat kita bekerja, atap tempat anak-anak kita bersekolah dan bermain. Lalu tanpa diduga, pesawat-pesawat itu melepaskan rudal-rudalnya tepat menghunjam ke arah kita… Ke arah anak-anak kita… Dan tiba-tiba saja, kita hanya mendengar berita anak-anak dan istri kita terluka atau bahkan telah tewas akibat gempuran rudal-rudal itu…
Bayangkanlah, jamaah sekalian… Jika nanti saat pulang ke rumah, kita hanya menemukan rumah tempat bernaung kita telah berubah menjadi onggokan puing-puing…
Bayangkanlah, bila di antara puing-puing itu ada ayah-bunda kita, ada istri tercinta kita, ada bayi mungil kita bersimbah darah… Tubuhnya remuk-hancur dan tak bernafas lagi…
Bayangkanlah, jika malam nanti kita hidup dalam gelap-gulita, tak ada tempat bernaung, tak ada makanan, tak ada minuman, tak ada pakaian hangat untuk mengusir dingin, dan tak ada lagi keluarga tempat berbagi duka…
Lalu bayangkanlah… Bila itu semua kita lalui dan pesawat-pesawat tempur jahat tak juga menghentikan gempurannya… Bahkan tidak hanya itu, mereka justru diperkuat dengan tank-tank dan pasukan darat untuk menghancurkan, membombardir dan membinasakan kita semua…
Dan bayangkanlah, bagaimana perasaan hati Anda, jika dengan semua penderitaan tiada tara itu, ternyata jarang orang peduli dengan kita… Dunia diam membisu, seolah-olah tak terjadi apa-apa di kota ini…
Kira-kira, jamaah sekalian, seperti apakah perasaan hati Anda, jika Anda mengalami semua penderitaan dan kebiadaban itu??!
Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!
Jamaah sekalian pasti telah paham, bahwa itulah situasi dan kondisi yang dialami oleh saudara-saudara kita, atau katakanlah ”keluarga kita” kaum muslimin di bumi Palestina. Di tanah Masjidil Aqsha.
Lebih dari 90 kali negara zionis Yahudi dengan menggunakan pesawat tempur dan artileri menyerang Gaza. Korban pun terus berjatuhan. Hanya kurang dari 20 hari serangan, lebih dari 700 warga sipil Palestina tewas dan lebih dari 5000 orang lainnya menderita luka-luka. Termasuk di antara mereka adalah kaum wanita dan anak-anak kecil yang tak berdosa.
Dan melalui mimbar yang mulia ini, kita semua harus tahu bahwa apa yang dilakukan oleh Israel terhadap saudara-saudara kita di sana, tidak lain adalah karena saudara-saudara kita itu mengikrarkan La ilaha illallah Muhammad Rasulullah!
Alangkah baiknya tatkala menyaksikan berbagai kejadian tersebut dan yang semisalnya, selain mengambil langkah nyata yang sejalan dengan tuntunan agama, kita juga berusaha melakukan berbagai renungan dan mengambil ibrah juga pelajaran dari kejadian-kejadian itu.
Renungan Pertama: Peristiwa tersebut semakin menyadarkan kita akan besarnya permusuhan orang-orang Yahudi terhadap kaum Muslimin.
Allah tabaraka wa ta’ala telah mengingatkan hal tersebut dalam firman-Nya,
“وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ”
Artinya: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka”. QS. Al-Baqarah (2): 120.
Wahyu ilahi di atas dikuatkan dengan bukti sejarah hitam perilaku orang Yahudi, bukan hanya di Palestina, tapi juga di mana saja mereka memiliki hegemoni dan kekuasaan.
Sekedar ilustrasi, mari kita simak berbagai ungkapan tokoh-tokoh kontemporer mereka.
Mantan Perdana Menteri Negara Yahudi Menachem Begin mengatakan, ”Warga Palestina itu hanya sekedar kecoa-kecoa yang harus dienyahkan”.[1]
Seorang politisi wanita Yahudi, Ayelet Shaked, baru-baru ini menyatakan bahwa, ibu dari semua orang Palestina harus dibunuh dengan cara membombardir Jalur Gaza. Shaked menyatakan, pembantaian terhadap para ibu Palestina itu dilakukan demi menghindarkan lahirnya ular-ular kecil![2]
Begitulah secuil contoh dari ungkapan kebencian mereka.
Dari sinilah kita mengetahui betapa berbahayanya propaganda ideologi pluralisme (persamaan antara agama) yang diusung oleh sebagian kalangan. Ideologi ini pada hakikatnya ingin meruntuhkan salah satu prinsip dasar Islam; al-wala’ dan al-bara’ (cinta dan benci karena Allah). Juga memunculkan keraguan akan kebenaran mutlak agama Islam. Amat disayangkan, ternyata tidak sedikit di antara kaum muslimin yang termakan pemikiran menyimpang tersebut. Padahal dalil syar’i maupun fakta sejarah begitu jelas membantah ideologi itu.
Renungan kedua: Menyuarakan kebencian terhadap Yahudi akan mandul jika tidak diiringi dengan langkah nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Jika kita mencermati berita tentang ungkapan kebencian banyak kaum muslimin terhadap kaum Yahudi, lalu kita bandingkan dengan realita kehidupan mereka sehari-hari, niscaya masih banyak kita dapatkan kontradiksi antara keduanya.
Masih banyak di antara mereka berteriak sekeras-kerasnya mengutuk perilaku orang Yahudi, namun anehnya mereka masih mengidolakan tokoh Yahudi!
Ada di antara mereka yang berdemo di jalan mengecam tindak kejam Yahudi, namun ternyata ia masih mengidolakan bintang pemain bola Inggris; David Beckham; seorang yang bangga dengan keyahudiannya!
Ada yang membakar bendera negara Yahudi di lapangan, namun ternyata ia mengagumi Daniel “Harry Potter” Radcliffe; seorang Yahudi tulen!
Ada yang beraksi melaknat kebrutalan kaum Yahudi, namun ternyata ia masih menggemari film-film karya raksasa produser perfilman Yahudi; Walt Disney dan MGM (Metro Goldwyn Mayer), serta masih akrab dengan tokoh-tokoh Donal Bebek, Mickey Mouse dan Tom and Jerry. [3]
Tentunya fenomena di atas amat memprihatinkan kita, sebab begitu kontradiksinya antara ucapan dan perbuatan mereka. Seharusnya yang menjadi idola kita semua adalah tokoh-tokoh Islam. Mulai dari Nabi Muhammad shallallahu’alaihiwasallam, para sahabatnya hingga para ulama salaf. Dan kegemaran kita adalah membaca sejarah para tokoh besar Islam!
Allah ta’ala berfirman,
“لَا تَجِدُ قَوْماً يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءهُمْ أَوْ أَبْنَاءهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ”
Artinya: “Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya atau keluarganya”. QS. Mujadalah (58): 22.
Renungan Ketiga: Musibah yang menimpa kita merupakan hasil dari perbuatan kita sendiri.
Banyak dalil syar’i yang menegaskan hal ini, antara lain firman Allah ta’ala,
“مَّا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ”
Artinya: “Kebajikan apapun yang kamu peroleh adalah dari sisi Allah dan keburukan apapun yang menimpamu itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. QS. An-Nisa’ (4): 79.
Maka tatkala musibah datang silih berganti, dan tidak henti-hentinya menimpa kaum muslimin, sikap yang tepat adalah berinstrospeksi dan mawas diri. Dosa apa yang telah kita perbuat? Kewajiban apa yang telah kita lalaikan? Lalu kita berusaha untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut. Sehingga lambat laun kondisi kita semakin membaik, dan hari esok kita lebih cerah di banding hari ini.
Renungan Keempat: Solusi terbaik untuk mengakhiri berbagai musibah tersebut adalah dengan kembali kepada agama Allah.
Sungguh, fenomena keterpurukan umat Islam dan dijadikannya mereka sebagai bulan-bulanan para musuh, sebenarnya telah dikabarkan Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam sejak empat belas abad yang lalu. Beliau bersabda,
«يُوشِكُ الأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى الأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا». فَقَالَ قَائِلٌ: وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: «بَلْ أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ… ».
“Akan datang suatu masa di mana musuh-musuh akan (bersatu padu dan) berlomba-lomba untuk memerangi kalian. Sebagaimana berebutnya orang-orang yang sedang menyantap makanan di atas nampan”. Salah seorang sahabat bertanya, “Apakah karena saat itu jumlah kami sedikit?”. Beliau menjawab, “Bahkan saat itu kalian banyak, namun kalian hanyalah bagaikan buih di lautan”… HR. Imam Abu Dawud dan dinilai sahih oleh Syaikh al-Albani.[4]
Namun Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam tidak lupa untuk memberikan solusi guna mengakhiri keterpurukan tersebut. Beliau menjelaskan,
«…سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ».
“… Allah akan menimpakan kehinaan atas kalian, hingga kalian kembali kepada agama kalian”. HR Imam Abu Dawud dan dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Imam asy-Syaukani dan Syaikh al-Albani[5].
Ya, solusinya adalah kembali kepada ajaran Islam yang benar.
Kembali kepada ajaran Islam, yang pertama kali adalah dengan menegakkan tauhid yang murni dan lurus serta membersihkan segala bentuk kesyirikan. Dengan itulah insyaAllah kejayaan umat Islam akan kembali kita capai.
Sebagaimana ditegaskan Allah jalla wa ‘azz di dalam firman-Nya,
“وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُم فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِن قَبْلِهِمْ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِينَهُمُ الَّذِي ارْتَضَى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُم مِّن بَعْدِ خَوْفِهِمْ أَمْناً يَعْبُدُونَنِي لَا يُشْرِكُونَ بِي شَيْئاً وَمَن كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ”
Artinya: “Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kalian dan mengamalkan amal shalih, bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di muka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang yang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah berada dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap beribadah kepada-Ku dengan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Ku”. QS. An-Nur (24): 55.
Ayat tersebut di atas, amat sangat jelas dalam menerangkan jalan apakah yang seharusnya dititi kaum muslimin agar bisa mencapai kejayaannya? Seluruh janji Allah di atas –mulai dari kekuasaan di muka bumi, kekokohan dan kejayaan agama, sampai ketentraman negara– tidak akan dapat dicapai kecuali dengan memenuhi syarat yang tersebut di akhir ayat tadi. Yaitu menegakkan tauhid (hanya beribadah kepada Allah ta’ala) dan meninggalkan syirik.
Bagaimana mungkin agama ini akan jaya, jika masih banyak orang yang kemerdekaan berfikirnya telah terbunuh, sehingga diperbudak oleh barang-barang tak berakal, seperti batu, pepohonan, kuburan dan lain sebagainya?!
Bagaimana mungkin ketentraman negeri akan diraih, jika masing banyak insan yang seluruh keberuntungan hidup dan kesialannya tergantung pada benda-benda mati seperti jimat dan yang semisal?!
Bagaimana mungkin kaum muslimin akan menggapai kemuliaannya, apabila masjid-masjid mereka hanya unggul kemegahan fisiknya, namun kosong melompong jamaahnya?!
Tokoh besar pejuang Palestina; Muhammad ‘Izzuddin al-Qassâm rahimahullah, sebagaimana dikisahkan oleh para ahli sejarah yang menulis biografinya, adalah orang yang tujuan utama perjuangannya: membersihkan agama dari segala macam bentuk noda yang mencemarinya. Serta memurnikan akidah dan ibadah hanya untuk Allah ta’ala. Sebab hal itulah yang merupakan sumber kekuatan[6], tanpa itu semua kaum muslimin tidak akan pernah mendapatkan kekuatan dalam menghadapi musuh-musuhnya. Akankah kita mengambil pelajaran dari teladan yang digoreskan sang pejuang tersebut??!
أقول قولي هذا، وأستغفر الله لي ولكم ولجميع المسلمين والمسلمات، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.
KHUTBAH KEDUA:
الحمد لله حمداً كثيراً طيباً مباركاً فيه، كما يحب ربنا ويرضى، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الحمد في الآخرة والأولى، وأشهد أن سيدنا ونبينا محمداً عبده ورسوله، الرسولُ المصطفى والنبي المجتبى، صلى الله عليه وعلى آله الأصفياء، وأصحابِه الأتقياء، والتابعين ومن تبعهم بإحسان وسار على نهجه واقتفى.
Jama’ah Jum’at rahimakumullah…
Renungan kelima (terakhir): Kita berkewajiban membantu saudara-saudara kita di Palestina dengan tindak nyata, menurut kemampuan masing-masing.
Tidak diragukan lagi bahwa penduduk negeri Palestina betul-betul mengalami cobaan yang amat berat. Kita selaku saudara sesama muslim memiliki kewajiban bersolidaritas turut membantu mereka. Allah ta’ala berfirman,
” وَإِنِ اسْتَنصَرُوكُمْ فِي الدِّينِ فَعَلَيْكُمُ النَّصْرُ”
Artinya: “Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama maka kalian wajib memberikan pertolongan”. QS. Al-Anfal (8): 72.
Masing-masing dari kita membantu sesuai kemampuannya dan kapasitasnya. Para penguasa dan diplomat berusaha memberikan pressure dan tekanan kepada negara Yahudi. Wa bil khusus pemerintah kita bisa lebih lantang menyerukan pembelaan kepada Palestina di forum-forum internasional. Terutama pada Organisasi Kerjasama Islam (OKI), di mana Indonesia memiliki kedudukan penting sebagai negeri Muslim terbesar di dunia. Pemerintah juga perlu serius dan secepatnya merealisasikan rencananya untuk membuka kedutaan besar di Palestina.
Pada kesempatan ini, kita juga perlu mengapresiasi kepedulian pemerintah Indonesia yang telah mengirimkan 1900 orang pasukan perdamaian ke wilayah konflik tersebut. Semoga Allah menjaga mereka dan membuahkan hasil yang diharapkan.
Orang-orang yang dikaruniai keluangan rizki, berusahalah mengerahkan bantuan finansial untuk saudara-saudara kita di Palestina. Sungguh saudara-saudara kita di sana, terutama warga Gaza, didera krisis akibat blokade negara Yahudi sejak tahun 2007 lalu. Mulai dari krisis makanan, listrik, hingga obat-obatan. Bisa jadi satu rupiah yang kita infakkan, berubah menjadi perisai yang melindungi tubuh kita dari api neraka kelak.
Sedangkan mereka yang tidak memiliki kemampuan kecuali doa, maka janganlah pelit untuk mendoakan saudara-saudara kita. Dan jangan sekali-kali menganggap remeh bantuan doa! Betapa banyak pasukan-pasukan raksasa yang hancur berkeping-keping, dengan rintihan doa seorang hamba Allah yang taat beribadah di sepertiga malam terakhir.
Terlebih lagi pemerintah kita, melalui lisan Menteri Agama Republik Indonesia, telah menyerukan kepada kaum muslimin untuk melakukan qunut nazilah dalam shalat-shalat mereka. Guna mendoakan saudara-saudara kita di Palestina.
Ketahuilah bahwa doa memiliki kekuatan yang amat besar. Allah Maha Kuasa untuk menolak setiap bahaya yang mengancam masjid-Nya dan hamba-hamba-Nya. Allah Maha Kuasa untuk membelokkan peluru agar tidak mengenai tubuh saudara kita. Allah Maha Kuasa untuk menghancurkan negara Yahudi, sebelum mereka menghancurkan masjid Al Aqsha, Al Quds dan Palestina.
ألا وصلوا وسلموا -رحمكم الله- على الهادي البشير, والسراج المنير, كما أمركم بذلك اللطيف الخبير؛ فقال في محكم التنـزيل: “إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً”.
اللهم صل على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد, اللهم بارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد.
ربنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين
ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بالإيمان ولا تجعل في قلوبنا غلا للذين آمنوا ربنا إنك رؤوف رحيم
اللهم انصر المسلمين فى فلسطين اللهم انصر اخواننا المستضعفين في فى كل مكان
Ya Allah, tolonglah kaum muslimin di Palestina. Ya Allah bantulah seluruh saudara-saudara kami yang tertindas di segala penjuru dunia
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ.
Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum muslimin. Satukanlah barisan dan kalimat mereka di atas kebenaran. Hancurkanlah kekuatan orang-orang yang zalim. Dan karuniakanlah kedamaian serta keamanan untuk semua hamba-Mu.
اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ
Ya Allah, jagalah negeri kami dan kuatkanlah pemerintah kami serta karuniakanlah hidayah kepada mereka, lalu jadikanlah mereka pembela kebenaran ya Rabbal ‘alamien.
ربنا لا تزغ قلوبنا بعد إذ هديتنا وهب لنا من لدنك رحمة إنك أنت الوهاب
ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين
وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين. أقيموا الصلاة…
@ Pesantren “Tunas Ilmu”, Kedungwuluh Purbalingga, Jum’at 27 Ramadhan 1435 / 25 Juli 2014
Oleh: Abdullah Zaen, Lc. , MA
[1] http://wahdah.or.id/khutbah-jumat-doa-kami-untuk-palestina/
[2] http://www.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/14/07/19/n8yv0b-politikus-cantik-israel-minta-ibuibu-palestina-semua-dibunuh
[3] Lihat: Sialan! Beckham (Ternyata) Yahudi karya Reyhan Hakim (hal. 39-45, 71-77, 101-109, 143-151).
[4] Sunan Abi Dawud (IV/315 No: 4297) dan Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah (II/647-648 No: 958).
[5] Sunan Abi Dawud (III/477 No: 3462), Majmu’ Fatawa Syaikh al-Islam (XXIX/30), Nail al-Authar min Asrar Muntaqa al-Akhbar (III/610) dan Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah (I/42-45 No: 11).
[6] ‘Izzuddîn al-Qassâm Syaikh al-Mujâhidîn fî Palestina” karya Muhammad Hasan Syurrâb (hal 172-173) sebagaimana dalam as-Salafiyyûn wa Qadhiyyah Palestina karya Masyhur Hasan Salman (hal. 9-10).